Strategi marketing terbaik tergantung sosial media yang digunakan. Secara bahasa, pengertian media sosial adalah sebuah media untuk bersosialisasi satu sama lain secara daring. Tapi setiap platform sosial media memiliki perbedaan masing-masing, termasuk audiens dan pendekatan yang berbeda pula.
Facebook bisa dibilang menjadi salah satu platform terbesar dengan 2.9 miliar lebih pengguna. Walaupun mulai ditinggalkan oleh pengguna muda, tapi platform ini masih banyak digunakan. Sementara LinkedIn adalah platform khusus untuk segala hal yang berhubungan dengan pekerjaan atau berskala profesional.
Mengetahui sosial media yang kamu gunakan tentu saja berdampak pada semakin besar kesuksesan strategi marketing bisnis kamu. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai apa saja perubahan yang terjadi, berikut 15 tren yang ada di sosial media di tahun 2022 yang terjadi di seluruh dunia.
1. Fokus pada eCommerce
Ketika pandemi merebak, peralihan pengguna untuk berbelanja secara offline yang dibatasi membuat ecommerce menemukan kejayaannya. Bukan hanya platform khusus untuk berbelanja, kini sosial media pun mulai membuka diri sebagai platform jual beli.
Sosial media bukan hanya menjadi platform untuk mendapatkan hiburan dan bersenang-senang saja. Semakin banyak platform yang ingin menawarkan jual beli langsung tanpa harus meninggalkan platformnya, misalnya TikTok yang telah membuka TikTok Shop.
Mulai dari 2022, Facebook menyasar lebih banyak audiens, mempermudah proses checkout dan menemukan produk yang diinginkan. Kabarnya fitur ini akan dimulai di China dan memperkaya fitur pada Facebook agar pengguna tidak beralih ke ecommerce hanya untuk membeli barang yang mereka inginkan.
Ada TikTok shop bagi pengguna yang ingin berbelanja
Instagram pun mencoba opsi belanja yang disebut-sebut akan diuji pada tahun 2022 dimana pengguna bisa membeli barang yang diposting oleh konten kreator. Termasuk mencari produk yang diinginkan pada dashboard di feed utama dan membelinya pada Facebook. Semakin banyak pilihan produk, maka akan semakin besar pula peluang pengguna untuk membelinya.
Meski menjadi pemain baru dalam ranah sosial media, TikTok semakin berkembang dan melampaui satu miliar pengguna tahunan. Untuk menarik lebih banyak konten kreator, TikTok dipercaya memberikan kemudahan dengan menghadirkan monetisasi langsung bagi video yang lebih panjang.
Tapi TikTok masih belum bisa berhasil dengan platform lainnya dalam hal monetisasi. Sehingga sosial media asal China ini dilaporkan membangun kemitraan dengan ecommerce dan merek komersial dan bereksperimen untuk memfasilitasi konten bersponsor.
2. Penggunaan teknologi AR/VR
CEO Facebook Mark Zuckerberg telah mengumumkan perubahan ke Metaverse, mengintegrasikan audiens kepada teknologi AR dan VR untuk meningkatkan pengalaman penggunanya. Kamu juga bisa mulai menyesuaikan informasi tentang teknologi metaverse pada bisnis kamu.
Sementara itu, hal yang sama juga dilakukan oleh Instagram. Guna memaksimalkan daya tariknya, Meta mengintegrasikan lebih banyak fungsi AR pada Instagram. Termasuk memperkenalkan NFT dan avatar digital.
3. Perubahan algoritma dan menghasilkan tren baru
Facebook kemungkinan besar akan memberikan pengguna opsi untuk mematikan algoritma agar pengguna semakin bebas mengatur konten yang mereka inginkan. Facebook telah menguji fitur ini sebelumnya. Dan kedepannya, teknologi ini kemungkinan bisa saja digunakan.
Di tengah banyaknya hoax yang berkeliaran, Facebook sedang berupaya untuk membangun lebih banyak kepercayaan dari pengguna. Termasuk untuk meningkatkan kepercayaan terhadap iklan dengan menggunakan Google Analytics dan metode lain untuk mengetahui respons dari pengguna.
Di tengah berkurangnya kepercayaan terhadap Facebook, pengguna pun mulai mencari alternatif iklan lainnya, seperti TikTok dan YouTube. Maka tak heran jika nanti tren di media sosial memperlihatkan bagaimana platform berlomba-lomba menarik pengguna.
Di sisi lain, TikTok yang sukses memperkenalkan berbagai tren selama beberapa tahun terakhir berupaya untuk meningkatkan pengaruh tren terhadap pemasaran. Termasuk dengan menampilkan update baru bagi pengguna untuk mengakses hal-hal yang sedang viral pada platform tersebut.
4. Mempermudah live streaming
TikTok dipercaya masih akan terus mengembangkan layanan live-streaming. Seperti dengan menyediakan fasilitas yang lebih mudah bagi pengguna untuk melakukan live-streaming pada aplikasi. Upaya terbaru yang mereka lakukan adalah membuat streaming lebih lancar dibandingkan sebelumnya.
Di sisi lain, TikTok dipercaya sedang mencari cara untuk memfasilitasi kegiatan komersial langsung melalui live streaming. Termasuk menyesuaikan algoritma pengguna agar bisa lebih mudah mendapatkan konten-konten yang mereka inginkan.
Live streaming TikTok dipercaya akan semakin mudah
Menariknya, platform LinkedIn yang sebelumnya hanya ditujukan sebagai salah satu platform pencari kerja telah berkembang. Salah satunya dengan memberikan kemudahan bagi pengguna untuk melakukan live streaming.
Aktivitas live-streaming ini dipercaya semakin banyak digunakan untuk memfasilitasi orang-orang yang melakukan WFH atau Work from Home yang meningkat paska pandemi COVID-19. Dimana acara tatap muka telah kembali dilangsungkan, LinkedIn menggunakan live streaming untuk memfasilitasi koneksi untuk audiens yang lebih luas bagi perusahaan.
5. Mengembangkan media baru
Podcast semakin mendapatkan popularitas dalam beberapa tahun terakhir. Apalagi Facebook disebut-sebut akan memanfaatkan opsi audio untuk penggunanya. Memaksimalkan konten video dan audio bisa menjadi ‘senjata’ baru.
Semakin banyaknya orang yang menggunakan media sosial, maka identitas dan branding adalah hal paling signifikan yang perlu diperhatikan bagi setiap konten kreator. Facebook saat ini sedang mengembangkan penghubung antara profil Facebook dengan akun metaverse kamu. Jadi nantinya akun Facebook kamu bisa langsung terhubung dengan metaverse milik Meta.
Facebook bisa langsung terhubung dengan metaverse milik Meta
Sementara itu Instagram kemungkinan akan memberikan pengguna mereka opsi untuk membuka aplikasi dan langsung menuju Story dan Reel, bukannya dalam format postingan gambar dan video seperti biasanya. Instagram disebut masih mempertahankan postingan untuk dikembangkan sebagai ecommerce.
Sedangkan LinkedIn siap menambah berbagai fitur baru dalam platformnya. Termasuk dengan mengembangkan konten video yang bisa digunakan secara profesional. Misalnya untuk mempermudah rekruiter melakukan hubungan jarak jauh dengan kandidat atau pelamar kerja.
Fitur ini dipercaya telah dikembangkan oleh LinkedIn dengan menghadirkan fitur video untuk pertemuan tatap muka. Pada fase selanjutnya, LinkedIn sedang mempersiapkan lebih banyak fitur dan kemudahan untuk menghadirkan perekrutan sampai dengan pelatihan jarak jauh.
Mengetahui berbagai tren baru tentu saja akan sangat membantu untuk strategi marketing yang kamu lakukan. Tapi selalu ingat untuk memperhatikan pangsa pasar serta audiens agar meningkatkan potensi keberhasilan pemasaran yang kamu lakukan.